Apa Arti

Mencari Arti

Apa Arti

Mencari Arti

Memahami Qada dan Qadar dalam Perspektif Asy’ariyah

Qada dan qadar merupakan dua konsep fundamental dalam teologi Islam. Keduanya seringkali dipahami secara bersamaan dan menjadi bagian penting dari rukun iman, yaitu iman kepada takdir. Namun, pemahaman mengenai qada dan qadar ini memiliki berbagai interpretasi dalam sejarah pemikiran Islam. Artikel ini akan membahas arti qada dan qadar menurut Asy’ariyah, salah satu aliran teologi (kalam) yang paling berpengaruh dalam dunia Islam Sunni. Memahami perspektif Asy’ariyah tentang qada dan qadar akan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana umat Muslim memahami hubungan antara kehendak Allah dan tindakan manusia.

Pengertian Qada dan Qadar dalam Islam

Sebelum membahas arti qada dan qadar menurut Asy’ariyah, penting untuk memiliki pemahaman dasar mengenai kedua istilah ini. Secara umum, qada dapat diartikan sebagai ketetapan atau ketentuan Allah SWT sejak zaman azali (sebelum penciptaan alam semesta). Ketetapan ini mencakup segala sesuatu yang akan terjadi di alam semesta, baik yang berkaitan dengan makhluk hidup maupun benda mati. Sementara itu, qadar adalah perwujudan atau realisasi dari qada tersebut. Dengan kata lain, qadar adalah kejadian yang sesuai dengan ketetapan Allah yang telah ditetapkan sebelumnya.

Asy’ariyah: Aliran Teologi yang Berpengaruh

Aliran Asy’ariyah didirikan oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari pada abad ke-9 Masehi. Aliran ini muncul sebagai respons terhadap berbagai pandangan teologis yang berkembang pada masanya, khususnya aliran Mu’tazilah. Asy’ariyah mencoba menengahi antara rasionalisme yang kuat dari Mu’tazilah dan literalisme ekstrim dari kelompok-kelompok tertentu. Aliran ini menekankan pentingnya Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam, sambil tetap menggunakan akal dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran tersebut.

Arti Qada dan Qadar Menurut Asy’ariyah

Lalu, bagaimana arti qada dan qadar menurut Asy’ariyah? Secara garis besar, Asy’ariyah meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini terjadi atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar pengetahuan dan izin-Nya. Namun, penekanan utama dalam pandangan Asy’ariyah tentang qada dan qadar terletak pada konsep kasb (usaha) dan ikhtiyar (pilihan).

  • Qada Menurut Asy’ariyah: Qada dalam pandangan Asy’ariyah adalah ketetapan Allah SWT yang abadi dan tidak berubah. Ketetapan ini meliputi segala sesuatu, termasuk tindakan manusia. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi dan telah menetapkannya. Namun, hal ini tidak berarti bahwa manusia tidak memiliki peran sama sekali dalam tindakannya.

  • Qadar Menurut Asy’ariyah: Qadar, sebagai realisasi dari qada, juga berada di bawah kendali penuh Allah SWT. Setiap kejadian yang menimpa manusia, baik suka maupun duka, adalah bagian dari qadar Allah. Namun, di sinilah konsep kasb dan ikhtiyar menjadi penting.

BACA JUGA:  Cara Camer Alami dan Merata: Panduan Lengkap

Konsep Kasb (Usaha) dan Ikhtiyar (Pilihan): Kunci Pemahaman

  • Kasb: Kasb secara harfiah berarti "usaha" atau "perolehan." Dalam konteks teologi Asy’ariyah, kasb merujuk pada tindakan manusia yang dilakukan bersamaan dengan qadar Allah. Artinya, manusia melakukan suatu tindakan, tetapi tindakan tersebut tetap merupakan bagian dari qadar Allah. Asy’ariyah menekankan bahwa Allah SWT menciptakan kemampuan bagi manusia untuk bertindak, dan manusia menggunakan kemampuan tersebut untuk melakukan pilihan. Namun, hasil dari pilihan tersebut (apakah baik atau buruk) tetap merupakan bagian dari qadar Allah.

  • Ikhtiyar: Ikhtiyar berarti "pilihan" atau "kebebasan memilih." Asy’ariyah mengakui bahwa manusia memiliki ikhtiyar dalam melakukan tindakan. Manusia diberikan kemampuan untuk memilih antara berbagai pilihan yang ada di hadapannya. Namun, ikhtiyar ini tidak berarti bahwa manusia memiliki kekuasaan mutlak untuk menentukan nasibnya. Ikhtiyar manusia tetap berada di bawah kehendak dan kekuasaan Allah SWT.

Bagaimana Kasb dan Ikhtiyar Bekerja?

Menurut Asy’ariyah, Allah SWT menciptakan tindakan manusia secara langsung. Manusia tidak menciptakan tindakannya sendiri, tetapi Allah menciptakan tindakan tersebut pada saat yang bersamaan dengan keinginan dan usaha manusia. Inilah yang disebut dengan kasb. Manusia "mengusahakan" tindakan tersebut, tetapi tindakan tersebut tetap diciptakan oleh Allah SWT.

Analogi yang sering digunakan untuk menjelaskan konsep ini adalah seorang penulis dan pena. Pena tidak bisa menulis dengan sendirinya. Penulis-lah yang menggerakkan pena. Dalam analogi ini, Allah SWT adalah penulis, tindakan manusia adalah tulisan, dan manusia adalah pena. Manusia hanyalah alat bagi Allah SWT untuk mewujudkan qadar-Nya.

Implikasi Pandangan Asy’ariyah tentang Qada dan Qadar

Pemahaman arti qada dan qadar menurut Asy’ariyah memiliki beberapa implikasi penting:

  • Kepatuhan kepada Allah SWT: Karena segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT, maka manusia harus senantiasa bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang diberikan dan bersabar atas segala cobaan yang menimpa.

  • Tanggung Jawab Moral: Meskipun tindakan manusia diciptakan oleh Allah SWT, manusia tetap bertanggung jawab atas tindakannya. Hal ini karena manusia memiliki ikhtiyar untuk memilih antara berbagai pilihan. Jika manusia memilih untuk melakukan kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala. Jika ia memilih untuk melakukan keburukan, maka ia akan mendapatkan dosa.

  • Menghindari Sikap Jabariyah dan Qadariyah: Jabariyah adalah paham yang meyakini bahwa manusia tidak memiliki kebebasan sama sekali dalam tindakannya. Qadariyah adalah paham yang meyakini bahwa manusia memiliki kebebasan mutlak untuk menentukan nasibnya. Pandangan Asy’ariyah menolak kedua paham ini.

  • Optimisme dan Harapan: Keyakinan pada qada dan qadar seharusnya tidak membuat manusia pasrah dan putus asa. Sebaliknya, keyakinan ini seharusnya mendorong manusia untuk berusaha sebaik mungkin dan berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dan keberkahan.

BACA JUGA:  Memahami Makna Tersembunyi di Balik Mimpi Pintu Kamar Mandi Rusak

Kesimpulan

Arti qada dan qadar menurut Asy’ariyah menekankan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Namun, manusia tetap memiliki peran dalam tindakannya melalui konsep kasb dan ikhtiyar. Memahami konsep-konsep ini penting untuk menyeimbangkan antara keyakinan pada takdir dan tanggung jawab moral manusia. Pandangan Asy’ariyah berusaha untuk menengahi antara dua ekstrem: determinisme (jabariyah) dan libertarianisme (qadariyah), dengan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antara kehendak Allah dan tindakan manusia. Dengan memahami perspektif ini, diharapkan umat Muslim dapat menjalankan kehidupan dengan lebih bijaksana, penuh syukur, dan tanggung jawab.

Memahami Qada dan Qadar dalam Perspektif Asy’ariyah
Scroll to top