Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah qada dan qadar. Terlebih bagi umat Islam, kedua konsep ini merupakan bagian penting dari rukun iman, khususnya iman kepada qada dan qadar. Artikel ini akan membahas secara mendalam arti qada dan qadar NU, atau perspektif Nahdlatul Ulama (NU) mengenai kedua konsep takdir tersebut. NU, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki pemahaman yang moderat dan relevan dengan konteks keindonesiaan. Pemahaman ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan mengaplikasikan konsep qada dan qadar NU dalam kehidupan sehari-hari secara bijaksana.
Pendahuluan: Iman Kepada Takdir Sebagai Pilar Kehidupan
Iman kepada qada dan qadar adalah rukun iman yang keenam, yang berarti percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik yang baik maupun yang buruk, telah ditetapkan oleh Allah SWT. Namun, pemahaman tentang bagaimana takdir ini bekerja seringkali menimbulkan pertanyaan dan bahkan kebingungan. Apakah manusia hanya menjadi wayang yang digerakkan oleh takdir? Apakah usaha dan doa tidak memiliki arti?
NU berusaha memberikan jawaban yang komprehensif dan proporsional terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, dengan tetap berpegang pada Al-Quran dan Sunnah, serta mengadopsi pemahaman yang rasional dan relevan dengan konteks modern. Arti qada dan qadar NU tidak hanya sekadar dogma yang diyakini tanpa pemahaman, tetapi juga menjadi landasan bagi etos kerja keras, optimisme, dan tawakkal dalam menjalani kehidupan.
Pengertian Qada dan Qadar Menurut NU
Untuk memahami arti qada dan qadar NU secara utuh, kita perlu membedah definisi masing-masing:
-
Qada: Secara bahasa, qada berarti ketetapan, keputusan, atau hukum. Dalam konteks teologi Islam, qada merujuk pada ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (sebelum penciptaan alam semesta) tentang segala sesuatu yang akan terjadi. Ketetapan ini bersifat universal dan meliputi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Misalnya, Allah telah menetapkan bahwa matahari akan terbit dari timur dan tenggelam di barat, atau bahwa air akan mendidih pada suhu 100 derajat Celcius.
-
Qadar: Secara bahasa, qadar berarti ukuran, ketentuan, atau kemampuan. Dalam konteks teologi Islam, qadar merujuk pada perwujudan atau realisasi dari qada Allah SWT. Qadar adalah apa yang kita lihat dan alami dalam kehidupan sehari-hari, yaitu implementasi dari ketetapan Allah SWT. Misalnya, seorang siswa belajar dengan giat (usaha), dan kemudian berhasil lulus ujian dengan nilai yang baik. Keberhasilan siswa tersebut adalah qadar, sedangkan ketetapan Allah tentang keberhasilan atau kegagalan siswa (dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya) adalah qada.
Penting untuk dipahami bahwa qada dan qadar NU tidak bersifat deterministik atau memaksa. Manusia tetap memiliki ikhtiar (usaha) dan pilihan dalam menjalani hidupnya. Ketetapan Allah SWT tidak meniadakan peran manusia sebagai subjek yang bertanggung jawab atas perbuatannya. Sebaliknya, ketetapan Allah SWT menjadi landasan bagi manusia untuk berusaha, berdoa, dan bertawakkal.
Manfaat Memahami Arti Qada dan Qadar NU
Memahami arti qada dan qadar NU dengan benar memberikan sejumlah manfaat positif dalam kehidupan, di antaranya:
-
Menumbuhkan Sikap Optimis: Ketika seseorang meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi telah ditetapkan oleh Allah SWT, ia akan lebih mudah menerima kenyataan, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Keyakinan ini akan menumbuhkan sikap optimis dan harapan, karena ia percaya bahwa di balik setiap kejadian pasti ada hikmah dan rencana Allah SWT yang lebih baik.
-
Meningkatkan Semangat Kerja Keras: Pemahaman qada dan qadar NU yang benar tidak membuat seseorang menjadi pasif dan menyerah pada takdir. Sebaliknya, pemahaman ini justru mendorong seseorang untuk bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin, karena ia tahu bahwa usaha dan doa adalah bagian dari takdir itu sendiri. Sebagaimana pepatah mengatakan, "Man jadda wa jada," yang artinya "Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil."
-
Menghindarkan Diri dari Kesombongan: Ketika seseorang meraih kesuksesan, ia tidak akan merasa sombong dan angkuh, karena ia menyadari bahwa kesuksesan tersebut adalah anugerah dari Allah SWT. Ia tahu bahwa tanpa pertolongan Allah SWT, usahanya tidak akan membuahkan hasil. Sebaliknya, ia akan bersyukur dan berusaha untuk terus meningkatkan kualitas dirinya.
-
Menumbuhkan Sikap Tawakkal: Setelah berusaha dan berdoa semaksimal mungkin, seseorang akan menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah SWT. Inilah yang disebut dengan tawakkal. Tawakkal bukanlah sikap pasrah yang tanpa usaha, tetapi sikap penyerahan diri yang disertai dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik baginya.
-
Menghadapi Ujian dengan Sabar: Ketika seseorang ditimpa musibah atau cobaan, ia akan menghadapinya dengan sabar dan tabah. Ia menyadari bahwa musibah tersebut adalah ujian dari Allah SWT yang bertujuan untuk meningkatkan derajatnya di sisi-Nya. Ia juga yakin bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Cara Kerja atau Implementasi Konsep Qada dan Qadar NU dalam Kehidupan
-
Ikhtiar (Usaha): NU menekankan pentingnya ikhtiar sebagai bagian integral dari iman kepada qada dan qadar. Kita diwajibkan berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai tujuan, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi. Ikhtiar adalah wujud konkret dari keyakinan bahwa kita memiliki peran aktif dalam membentuk masa depan kita.
-
Doa: Selain ikhtiar, doa juga merupakan bagian penting dalam implementasi qada dan qadar NU. Doa adalah sarana komunikasi langsung dengan Allah SWT, tempat kita memohon pertolongan, petunjuk, dan keberkahan. Doa juga merupakan bentuk pengakuan akan ketergantungan kita kepada Allah SWT.
-
Tawakkal: Setelah ikhtiar dan doa, kita menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Tawakkal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi lebih kepada keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi kita, sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya.
-
Introspeksi Diri (Muhasabah): Dalam menghadapi setiap kejadian, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, NU menganjurkan untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Dengan muhasabah, kita dapat belajar dari pengalaman, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas ibadah kita.
Penekanan Poin-Poin Penting
- Qada adalah ketetapan Allah SWT sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah perwujudan atau realisasi dari qada tersebut.
- Qada dan qadar NU tidak bersifat deterministik, melainkan memberikan ruang bagi manusia untuk berikhtiar dan memilih.
- Memahami qada dan qadar NU menumbuhkan sikap optimis, semangat kerja keras, tawakkal, dan sabar dalam menghadapi ujian.
- Ikhtiar, doa, tawakkal, dan muhasabah adalah implementasi konkret dari konsep qada dan qadar NU dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Memahami arti qada dan qadar NU secara benar sangat penting untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan produktif. Dengan memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi telah ditetapkan oleh Allah SWT, namun tetap memberikan ruang bagi manusia untuk berusaha dan memilih, kita akan lebih optimis, semangat bekerja keras, tawakkal, dan sabar dalam menghadapi ujian. Pemahaman qada dan qadar NU juga membantu kita untuk menghindari kesalahpahaman dan mengaplikasikan konsep takdir ini dalam kehidupan sehari-hari secara bijaksana. Dengan demikian, iman kepada qada dan qadar tidak hanya menjadi dogma yang diyakini tanpa pemahaman, tetapi juga menjadi landasan bagi etos kerja keras, optimisme, dan tawakkal dalam menjalani kehidupan. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan pencerahan bagi kita semua.