Mungkin Anda pernah mendengar istilah "mokel" terutama saat bulan Ramadan. Istilah ini seringkali dikaitkan dengan seseorang yang membatalkan puasanya. Namun, apa sih arti mokel sebenarnya? Lebih dari sekadar membatalkan puasa, mokel memiliki nuansa budaya dan sosial yang lebih dalam. Artikel ini akan membahas apa sih arti mokel secara komprehensif, termasuk asal-usul, implikasi, dan persepsi yang berkembang di masyarakat.
Asal Usul dan Pengertian Mokel
Secara etimologis, asal usul kata "mokel" masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan berasal dari bahasa Jawa dialek tertentu, sementara yang lain mengaitkannya dengan bahasa daerah lainnya. Yang jelas, apa sih arti mokel yang dipahami secara umum adalah tindakan membatalkan puasa secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi. Seringkali, tindakan ini dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan secara agama.
Lebih lanjut, apa sih arti mokel tidak hanya terbatas pada makan dan minum secara diam-diam. Istilah ini juga bisa merujuk pada tindakan lain yang membatalkan puasa, seperti merokok atau melakukan hubungan suami istri, yang dilakukan secara tersembunyi. Unsur sembunyi-sembunyi inilah yang menjadi pembeda utama antara mokel dengan pembatalan puasa yang dilakukan secara terbuka karena alasan syar’i, seperti sakit atau bepergian jauh.
Persepsi Masyarakat Terhadap Mokel
Persepsi masyarakat terhadap apa sih arti mokel cenderung negatif. Hal ini wajar, mengingat puasa adalah ibadah yang sakral bagi umat Muslim. Membatalkan puasa tanpa alasan yang dibenarkan, apalagi dilakukan secara diam-diam, dianggap sebagai tindakan yang tidak jujur dan tidak menghormati nilai-nilai agama.
Meskipun demikian, pandangan tentang apa sih arti mokel bisa bervariasi tergantung pada konteks sosial dan budaya. Di beberapa komunitas, mokel mungkin dianggap sebagai pelanggaran yang sangat serius, sementara di komunitas lain, mungkin ditanggapi dengan lebih ringan, terutama jika pelakunya adalah anak-anak atau orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Mengapa Orang Mokel?
Ada berbagai alasan mengapa seseorang melakukan mokel. Beberapa alasan yang umum meliputi:
- Tidak Kuat Menahan Lapar dan Haus: Bagi sebagian orang, terutama di awal-awal Ramadan, menahan lapar dan haus seharian penuh bisa menjadi tantangan yang berat.
- Godaan Lingkungan: Terkadang, lingkungan sekitar bisa menjadi faktor pemicu mokel. Misalnya, melihat orang lain makan dan minum di depan mata bisa menggoyahkan niat puasa.
- Kurangnya Motivasi: Niat yang kurang kuat untuk berpuasa juga bisa menjadi penyebab seseorang melakukan mokel.
- Kecanduan: Bagi perokok atau orang yang memiliki kebiasaan buruk lainnya, menahan diri dari kebiasaan tersebut selama berpuasa bisa sangat sulit, sehingga mereka cenderung melakukan mokel secara diam-diam.
- Tekanan Sosial: Meskipun terdengar paradoks, tekanan sosial juga bisa menjadi penyebab mokel. Misalnya, seseorang mungkin merasa malu untuk berpuasa di lingkungan yang mayoritas tidak berpuasa, sehingga ia memilih untuk mokel secara diam-diam agar tidak terlihat berbeda.
Dampak Mokel (Terutama Secara Spiritual)
Dari sudut pandang agama, apa sih arti mokel adalah tindakan yang mengurangi pahala puasa, bahkan bisa membatalkannya. Meskipun secara teknis puasa dianggap batal, konsekuensi spiritualnya jauh lebih dalam. Mokel dapat merusak integritas diri, mengurangi rasa syukur, dan menjauhkan diri dari tujuan utama puasa, yaitu meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan.
Selain itu, mokel yang dilakukan secara berulang-ulang bisa menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan. Hal ini juga bisa berdampak pada kepercayaan diri dan harga diri seseorang.
Mokel vs. Membatalkan Puasa Secara Terbuka
Penting untuk membedakan antara mokel dengan membatalkan puasa secara terbuka karena alasan yang dibenarkan secara syar’i. Jika seseorang sakit, bepergian jauh, atau memiliki kondisi lain yang membuatnya tidak mampu berpuasa, maka ia diperbolehkan untuk membatalkan puasanya. Dalam hal ini, ia tidak dianggap melakukan mokel, karena ia memiliki alasan yang jelas dan dibenarkan.
Perbedaan utama terletak pada kejujuran dan keterbukaan. Mokel dilakukan secara diam-diam karena pelakunya tahu bahwa ia tidak memiliki alasan yang sah untuk membatalkan puasanya. Sementara itu, membatalkan puasa karena alasan syar’i dilakukan secara terbuka dan tanpa rasa malu, karena pelakunya tahu bahwa ia memiliki hak untuk melakukannya.
Bagaimana Menghindari Mokel?
Meskipun godaan untuk mokel terkadang terasa sangat kuat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindarinya:
- Niat yang Kuat: Niat adalah kunci utama dalam menjalankan ibadah puasa. Pastikan Anda memiliki niat yang tulus untuk berpuasa karena Allah SWT.
- Memperkuat Iman: Dengan memperdalam ilmu agama dan meningkatkan ibadah, iman Anda akan semakin kuat, sehingga Anda akan lebih mampu menahan diri dari godaan.
- Menjaga Lingkungan: Hindari lingkungan yang bisa memicu Anda untuk mokel. Carilah teman atau komunitas yang saling mendukung dalam menjalankan ibadah puasa.
- Mengelola Rasa Lapar dan Haus: Sahur dengan makanan yang bergizi dan mengandung serat tinggi agar Anda merasa kenyang lebih lama. Hindari makanan dan minuman yang terlalu manis, karena dapat membuat Anda cepat merasa lapar.
- Menyibukkan Diri dengan Kegiatan Positif: Isi waktu Anda dengan kegiatan positif, seperti membaca Al-Quran, berzikir, atau melakukan kegiatan sosial.
- Berdoa: Mintalah pertolongan kepada Allah SWT agar Anda diberi kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa dengan sempurna.
- Introspeksi Diri: Selalu evaluasi diri sendiri dan perbaiki kekurangan yang ada. Jika Anda pernah melakukan mokel, jadikan itu sebagai pelajaran agar tidak terulang kembali di kemudian hari.
Kesimpulan
Apa sih arti mokel lebih dari sekadar membatalkan puasa. Ini adalah tindakan yang dilakukan secara diam-diam, tanpa alasan yang dibenarkan secara agama, dan seringkali mencerminkan kurangnya kejujuran dan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kepada Allah SWT. Meskipun godaan untuk mokel terkadang terasa sangat kuat, dengan niat yang kuat, iman yang teguh, dan lingkungan yang mendukung, kita semua bisa menghindari tindakan tersebut dan menjalankan ibadah puasa dengan sempurna. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan meraih keberkahan di bulan Ramadan ini.