Apa Arti

Mencari Arti

Apa Arti

Mencari Arti

Memahami Iman Kepada Qada dan Qadar: Takdir dan Ikhtiar

Dalam ajaran Islam, iman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Keyakinan ini memegang peranan penting dalam membentuk pandangan hidup, perilaku, dan spiritualitas seorang Muslim. Namun, seringkali pemahaman tentang qada dan qadar menimbulkan pertanyaan dan bahkan kebingungan. Artikel ini akan membahas apa arti beriman kepada qada dan qadar secara komprehensif, dengan bahasa yang mudah dipahami, serta menjelaskan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Qada dan Qadar

Secara bahasa, qada berarti ketetapan, keputusan, atau hukum. Sedangkan qadar berarti ukuran, ketentuan, atau takaran. Dalam konteks teologi Islam, qada merujuk pada ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (sebelum penciptaan alam semesta) terhadap segala sesuatu yang akan terjadi. Qadar, di sisi lain, adalah perwujudan atau realisasi dari ketetapan Allah tersebut sesuai dengan waktu dan cara yang telah ditentukan-Nya.

Jadi, apa arti beriman kepada qada dan qadar? Beriman kepada qada dan qadar berarti meyakini sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik maupun buruk, besar maupun kecil, telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak zaman azali. Keyakinan ini tidak berarti bahwa manusia hanyalah wayang yang digerakkan oleh takdir. Sebaliknya, manusia diberikan kebebasan untuk memilih dan berusaha (ikhtiar), namun hasil dari usaha tersebut tetap berada dalam ketetapan Allah SWT.

Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Qada dan Qadar

Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang qada dan qadar. Di antaranya adalah:

  • Al-Qur’an: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (qadar)." (QS. Al-Qamar: 49)
  • Al-Qur’an: "Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid: 22)
  • Hadits: "Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibumu selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula, kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia celaka atau bahagia." (HR. Bukhari dan Muslim)
BACA JUGA:  Bhinneka Tunggal Ika: Pilar Keutuhan NKRI dan Urgensi Penghormatan

Ayat dan hadits di atas menegaskan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT, namun bukan berarti manusia tidak memiliki peran.

Manfaat Beriman Kepada Qada dan Qadar

Beriman kepada qada dan qadar memiliki banyak manfaat dalam kehidupan seorang Muslim, di antaranya:

  1. Menumbuhkan Sikap Tawakal: Mengetahui bahwa segala sesuatu berada dalam kendali Allah SWT akan menumbuhkan sikap tawakal, yaitu berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Orang yang bertawakal tidak akan mudah putus asa ketika menghadapi kesulitan, karena ia yakin bahwa Allah SWT selalu bersamanya.
  2. Menenangkan Hati: Keyakinan akan qada dan qadar dapat menenangkan hati dan pikiran. Ketika seseorang menghadapi musibah, ia akan menerima dengan lapang dada karena ia tahu bahwa itu adalah ketetapan Allah SWT. Hal ini dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
  3. Meningkatkan Motivasi untuk Beramal: Memahami bahwa Allah SWT telah menetapkan rezeki, ajal, dan amal setiap manusia justru akan mendorong seseorang untuk berusaha lebih keras dalam beribadah dan bekerja. Ia tahu bahwa usahanya tidak akan sia-sia, karena Allah SWT akan memberikan balasan yang setimpal.
  4. Menghindari Sifat Sombong dan Putus Asa: Orang yang beriman kepada qada dan qadar tidak akan sombong ketika mendapatkan kesuksesan, karena ia tahu bahwa itu adalah anugerah dari Allah SWT. Sebaliknya, ia juga tidak akan putus asa ketika mengalami kegagalan, karena ia tahu bahwa itu adalah ujian dari Allah SWT.
  5. Memperbaiki Hubungan dengan Allah SWT: Iman kepada qada dan qadar akan meningkatkan kesadaran akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Hal ini akan mendorong seseorang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah dan doa.
BACA JUGA:  Memahami Makna Nama Yulia: Sebuah Kajian Mendalam

Ikhtiar dan Takdir: Dua Sisi Mata Uang

Apa arti beriman kepada qada dan qadar jika dikaitkan dengan ikhtiar? Salah satu poin penting dalam memahami qada dan qadar adalah keseimbangan antara takdir dan ikhtiar. Ikhtiar adalah usaha atau upaya yang dilakukan manusia untuk mencapai sesuatu. Dalam Islam, ikhtiar merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim.

Islam tidak mengajarkan konsep fatalisme, yaitu keyakinan bahwa manusia tidak memiliki peran dalam menentukan nasibnya. Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan berusaha. Namun, hasil dari usaha tersebut tetap berada dalam ketetapan Allah SWT.

Jadi, ikhtiar dan takdir adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Manusia wajib berusaha semaksimal mungkin, namun hasil akhirnya tetap berada di tangan Allah SWT. Dengan kata lain, kita wajib berencana, Allah yang menentukan.

Contoh sederhananya, seseorang yang ingin sukses dalam ujian harus belajar dengan giat. Belajar adalah ikhtiar yang wajib ia lakukan. Namun, hasil ujiannya (lulus atau tidak lulus) tetap berada dalam ketetapan Allah SWT. Jika ia lulus, maka ia harus bersyukur. Jika ia tidak lulus, maka ia harus bersabar dan terus berusaha.

Menghadapi Takdir yang Tidak Menyenangkan

Tidak semua takdir yang kita alami menyenangkan. Terkadang, kita diuji dengan musibah, kesulitan, atau kegagalan. Bagaimana cara menghadapinya?

  1. Bersabar dan Menerima: Sabar adalah kunci utama dalam menghadapi takdir yang tidak menyenangkan. Menerima bahwa musibah tersebut adalah ketetapan Allah SWT akan membantu menenangkan hati dan pikiran.
  2. Berpikir Positif: Cobalah untuk mencari hikmah di balik setiap musibah. Mungkin saja musibah tersebut adalah cara Allah SWT untuk mengingatkan kita, menguji kesabaran kita, atau meningkatkan derajat kita di sisi-Nya.
  3. Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah SWT: Doa adalah senjata orang mukmin. Berdoalah kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan.
  4. Terus Berusaha: Jangan menyerah pada keadaan. Teruslah berusaha dan berikhtiar untuk memperbaiki diri dan keadaan. Ingatlah bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan.
  5. Introspeksi Diri: Mungkin saja musibah yang kita alami adalah akibat dari kesalahan atau dosa yang pernah kita lakukan. Introspeksi diri dan bertaubat kepada Allah SWT.
BACA JUGA:  Memahami Tekstur Benyek: Lebih dari Sekadar Makanan

Kesimpulan

Apa arti beriman kepada qada dan qadar? Beriman kepada qada dan qadar adalah meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak zaman azali. Keyakinan ini tidak menafikan peran manusia untuk berusaha (ikhtiar). Justru, keyakinan ini mendorong manusia untuk berusaha lebih keras, bertawakal kepada Allah SWT, dan menerima segala ketetapan-Nya dengan lapang dada. Dengan memahami qada dan qadar dengan benar, seorang Muslim akan memiliki pandangan hidup yang positif, hati yang tenang, dan hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT. Iman kepada qada dan qadar bukanlah alasan untuk bermalas-malasan atau berputus asa, melainkan motivasi untuk terus berbuat baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Memahami Iman Kepada Qada dan Qadar: Takdir dan Ikhtiar
Scroll to top