Iman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Keyakinan ini bukan hanya sekadar pengakuan lisan, tetapi juga harus tertanam dalam hati dan tercermin dalam perilaku sehari-hari. Memahami apa arti dari beriman kepada qada dan qadar secara benar akan membawa ketenangan batin dan menjauhkan diri dari keputusasaan. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian, manfaat, serta bagaimana kita dapat mengimplementasikan keyakinan ini dalam kehidupan kita.
Pengertian Qada dan Qadar
Secara bahasa, qada berarti ketetapan, keputusan, atau hukum. Dalam konteks agama Islam, qada adalah ketetapan Allah SWT yang bersifat azali (sejak zaman dahulu sebelum diciptakannya makhluk) mengenai segala sesuatu yang akan terjadi di alam semesta ini. Ketetapan ini meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari kelahiran, kematian, rezeki, jodoh, hingga peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di dunia.
Sedangkan, qadar secara bahasa berarti ukuran, kadar, atau kemampuan. Dalam terminologi Islam, qadar adalah perwujudan atau realisasi dari qada Allah SWT. Dengan kata lain, qadar adalah bagaimana qada tersebut terjadi dan terlaksana sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
Jadi, apa arti dari beriman kepada qada dan qadar secara ringkas? Yaitu, meyakini sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik yang baik maupun yang buruk, telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak zaman azali dan terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak ada satu pun kejadian yang luput dari pengetahuan dan kekuasaan Allah SWT.
Hubungan Qada dan Qadar
Qada dan qadar adalah dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Qada adalah rencana atau blueprint yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, sedangkan qadar adalah pelaksanaan dari rencana tersebut. Sebagai analogi, qada adalah desain sebuah rumah, sedangkan qadar adalah pembangunan rumah tersebut sesuai dengan desain yang telah dibuat.
Dalil-Dalil tentang Qada dan Qadar
Keyakinan kepada qada dan qadar didasarkan pada dalil-dalil yang kuat dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Beberapa di antaranya adalah:
-
Al-Qur’an:
- Surah Al-Hadid ayat 22: "Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada diri kalian sendiri, melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."
- Surah Ar-Ra’d ayat 11: "…bagi tiap-tiap orang ada malaikat penjaga yang bergilir-gilir (datang) di hadapannya dan di belakangnya, yang menjaga mereka atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
-
Hadis:
- Hadis riwayat Muslim dari Umar bin Khattab RA, tentang rukun iman: "Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk."
Manfaat Beriman Kepada Qada dan Qadar
Memahami apa arti dari beriman kepada qada dan qadar dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak manfaat, di antaranya:
-
Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan: Dengan meyakini qada dan qadar, kita menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya. Hal ini akan meningkatkan rasa takut kita kepada Allah SWT dan mendorong kita untuk senantiasa beribadah dan menjauhi larangan-Nya.
-
Menumbuhkan Kesabaran dan Ketabahan: Ketika menghadapi musibah atau cobaan, keyakinan kepada qada dan qadar akan membantu kita untuk bersabar dan tabah. Kita menyadari bahwa musibah tersebut adalah ujian dari Allah SWT dan merupakan bagian dari takdir yang telah ditetapkan.
-
Menghindarkan Diri dari Kesombongan: Ketika meraih kesuksesan atau keberhasilan, keyakinan kepada qada dan qadar akan menghindarkan kita dari kesombongan dan keangkuhan. Kita menyadari bahwa kesuksesan tersebut adalah karunia dari Allah SWT dan bukan semata-mata hasil usaha kita sendiri.
-
Mendorong untuk Berusaha dan Berikhtiar: Keyakinan kepada qada dan qadar tidak berarti kita harus pasrah dan tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, keyakinan ini justru mendorong kita untuk berusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin. Kita menyadari bahwa Allah SWT telah memberikan kita akal dan kemampuan untuk berusaha, dan hasil dari usaha kita akan ditentukan oleh qadar-Nya.
-
Menentramkan Hati dan Pikiran: Memahami apa arti dari beriman kepada qada dan qadar memberikan ketenangan batin. Kita tidak akan terlalu larut dalam kesedihan ketika menghadapi musibah atau terlalu gembira ketika meraih kesenangan. Kita menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara dan akan berakhir.
Cara Mengimplementasikan Iman Kepada Qada dan Qadar dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut adalah beberapa cara untuk mengimplementasikan iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari:
-
Meyakini dengan Sepenuh Hati: Keyakinan kepada qada dan qadar harus tertanam dalam hati yang paling dalam. Bukan sekadar diucapkan di lisan, tetapi diyakini sepenuhnya.
-
Bersyukur atas Nikmat Allah SWT: Senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, baik nikmat yang besar maupun yang kecil.
-
Bersabar dan Tabah dalam Menghadapi Cobaan: Menerima cobaan dan musibah dengan hati yang lapang dan bersabar. Yakinlah bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
-
Berusaha dan Berikhtiar dengan Sungguh-Sungguh: Tidak bermalas-malasan dan selalu berusaha semaksimal mungkin dalam setiap pekerjaan dan aktivitas.
-
Bertawakal kepada Allah SWT: Setelah berusaha dan berikhtiar, serahkan segala urusan kepada Allah SWT. Percayalah bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik untuk kita.
-
Berdoa kepada Allah SWT: Senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan, kemudahan, dan keberkahan dalam setiap langkah.
Kesalahpahaman tentang Qada dan Qadar
Terdapat beberapa kesalahpahaman umum tentang qada dan qadar yang perlu diluruskan:
-
Pasrah tanpa Usaha: Menganggap bahwa beriman kepada qada dan qadar berarti kita harus pasrah dan tidak melakukan apa-apa. Ini adalah pemahaman yang salah. Iman kepada qada dan qadar justru mendorong kita untuk berusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin.
-
Menyalahkan Takdir: Menyalahkan takdir ketika menghadapi kegagalan atau musibah. Sebaiknya, kita introspeksi diri dan mencari tahu penyebab kegagalan tersebut, serta berusaha untuk memperbaikinya di masa depan.
-
Menganggap Takdir Tidak Bisa Diubah: Menganggap bahwa takdir adalah sesuatu yang mutlak dan tidak bisa diubah. Dalam Islam, dikenal adanya takdir mu’allaq (takdir yang bergantung pada usaha manusia) dan takdir mubram (takdir yang pasti terjadi).
Kesimpulan
Memahami apa arti dari beriman kepada qada dan qadar merupakan kunci untuk meraih ketenangan batin dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah ditetapkan oleh Allah SWT, kita akan lebih bersyukur atas nikmat-Nya, bersabar dalam menghadapi cobaan, dan senantiasa berusaha untuk menjadi yang terbaik. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang iman kepada qada dan qadar dan membantu kita untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.